Kamis, 20 Mei 2010

Peralihan dari Papercraft ke Model Kit Gundam


Jujur saja, sudah lama saya tertarik dengan aktivitas ini. Menurut saya, merakit model kit merupakan suatu kegiatan yang bisa membuat seluruh anggota badan bekerja (kecuali kaki tentunya....)

Saya mengkhususkan model kit Gundam karena memang mudah merakitnya dan tidak butuh waktu yang lama. Selain itu, model-model dari gundam tersebut sangat bervariasi mulai dari warna, ukuran serta bentuknya.

Tapi agaknya hobi ini terasal mahal bagi mahasiswa. Bayangkan saja, untuk membuat model kit dengan ukuran High Grade (HG) dengan skala 1:144 dengan merek Bandai, saya harus mengeluarkan
kocek sebesar Rp 150.000,00 sampai Rp 200.000.
Sedangkan untuk membuat model kit gundam dengan ukuran Middle Grade (MG) dengan skala 1:100 saya harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 500.000,00. Suatu angka yang sangat fantastis untuk mahasiswa mengeluarkan uang sebesar itu hanya untuk membeli suatu barang yang sama sekali tidak ada manfaatnya. Tetapi, saya menyadari bahwa menggeluti suatu hobi tanpa didasari dengan niat ikhlas dan tulus tampaknya tidak mungkin bisa terealisasikan dengan baik.

Maka dari itu, saya memutuskan untuk beralih dari papercraft ke model kit gundam. Mungkin alasan saya beralih dari papercraft ke model kit gundam dikarenakan saya tidak memiliki skill dalam membuat papercraft.

Jumat, 19 Maret 2010

Gundam Papercraft

Hazel Gundam Papercraft



RGM 79 Gundam Papercraft



Wing Zero Gundam Papercraft



Tips Membuat Papercraft

Membuat papercraft sebenarnya sangat mudah jika kita memperhatikan langkah-langkah menyusun bagian-bagian dari papercraft itu sendiri. Jika kita mencari model-model papercraft melalui search engine seperti Google atau Yahoo, kita dapat menemukan ratusan bahkan ribuan model-model papercraft mulai dari bentuk tumbuh-tumbuhan sampai tokoh anime yang kita sukai.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat papercraft :
1. kertas ukuran A4 atau A4.5

Alat-alat yang digunakan untuk membuat papercraft antara lain adalah :
1. laptop atau komputer (PC)
2. printer
3. gunting
4. lem kertas (usahakan menggunakan lem dengan merek "UHU")

Langkah pertama adalah menyiapkan kertas untuk membuat papercraft. Usahakan kertas yang akan digunakan untuk membuat papercraft memiliki ketebalan yang memadai agar nantinya papercraft tidak cepat rusak.

Jika sudah menyiapkan kertas, mulailah dengan mencari pola atau model papercraft yang akan dibuat. Kita dapat mencari model papercraft dengan menggunakan search engine seperti Google (dalam hal ini, hasil pencarian di Google cukup efektif). Jika sudah menemukannya, maka download model papercraft tadi dan di simpan di dalam komputer Anda.

Lalu mulailah mencetak model papercraft tadi dengan printer. Usahakan kualitas output printer (model papercraft) memiliki kualitas gambar yang bagus (sesuai dengan bentuk yang asli). Lalu, mulailah menggunting pola yang sudah jadi dengan mengikuti langkah-langkahnya. Usahakan hasil guntingan rapi dan tidak ada bagian-bagian penting yang ikut tergunting. Setelah itu, lem pola tadi berdasarkan urutan dengan memperhatikan instruksi yang ada. Tadaaaaa.....!!!! Papercraft buatan usaha anda sendiri sudah selesai.......

Enjoyable Hobbies "Papercraft"

Papercraft berasal dari dua kata, yaitu "paper" yang artinya kertas dan "craft" yang artinya kerajinan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa papercraft merupakan suatu kerajinan tangan yang berasal dari kertas. Papercraft merupakan salah satu hobby yang bisa dikatakan tidak memerlukan biaya yang cukup besar untuk melakukannya. Hanya bermodal kertas ukuran A4, gunting, lem serta spidol. Itu pun jika ingin membuat papercraft yang sederhana. Pada masa sekarang, papercraft berkembang menjadi suatu hobby yang sangat menguntungkan.

Di era globalisasi ini, anak - anak muda membutuhkan suatu kegiatan untuk menyalurkan hasrat seninya agar dapat dipertunjukkan kepada orang lain serta dapat menjadi suatu karya seni yang memiliki nilai jual yang tinggi. Papercraft juga dapat dijadikan suatu komoditas bisnis yang sangat menguntungkan bagi anak-anak muda khususnya para mahasiswa/i yang bisa dikatakan kehidupannya "pas-pasan" (just kidding).